LAPORAN
BIOLOGI
KERJA
ENZIM KATALASE
Disusun
oleh :
Nama
: Joni Arisandi
Kelas
: XII A3/18
SMA
NEGERI 1 JETIS
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh
organisme. Enzim pencernaan banyak terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim
merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel. Kegunaan enzim
katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2) bila tidak segera
diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan
adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.Cara kerja yang
dilakukan enzim adalaqh sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan
saling bertumbukan satu sama lainnya.Jika ada molekul substrat menumbuk molekul
enzim yang tepat makaakan menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul
substrat tersebut disebut dengan sisi aktif.Kemudian terjadi reaksi dan
terbentuk molekul produk.
Dalam praktikum ini saya akan menguj adanya
enzim katalase yang terdapat dalam organel hati dan organel selain hati yaitu
jantung dan lemak ayam dan juga yang terdapat dalam tumbuhan disini peneliti
akan mengambil sempel daun muda melinjo dan melinjo.
B.RUMUSAN MASALAH
·
Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2?
·
Bagaimanakah pengaruh pH & suhu terhadap kerja enzim katalase?
·
Faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
·
Apakah enzim katalase terdapat pada tumbuhan ?
·
Apakah enzim katalase terdapat pada organel selain hati?
C.TUJUAN
·
Mengetahui pengaruh enzim katalalase terhadap H2O2.
·
Mengetahui pengaruh pH & suhu terhadap kerja enzim katalase.
·
Mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
·
Mengetahui ada tidaknya enzim katalase di dalam tumbuhan.
·
Mengetahui ada tidaknya enzim katalase pada organel selain hati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel
tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro
peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida
(H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses
pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila
H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat
racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase
mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah:
H2O
--> H2O + O2
Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal
pada kondisi tertentu pula. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu
tinggi atau rendah. Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan
pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan
yang sedikit sempit (pH = ±7). Di luar
pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim
dengan cepat.
Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam
keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding
dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH,
suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas
tertentu sebanding dengan substrat yang ada.
Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi
sub
strat dapat menetukan laju reaksi.
Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat
sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat
dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
Ø
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga
perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati
juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi
ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan
menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam
amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses
detoksifikasi.Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.
Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati
dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus
sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan
mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel
parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin
sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
.
Ø
Jantung adalah sebuah rongga,
rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi
berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung,
dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia
yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Ø
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi,
berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan
dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi,
pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut
vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan,
sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
Ø
Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil
adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon
yang berasal dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal
pula dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau
bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), Khalet (Bahasa Kamboja). Melinjo
banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan
terutama dimanfaatkan buah dan daunnya.
Ø
Daun melinjo yang bisa membuat kadar asam urat melonjak dan belakang
kepala terasa berat itu punya kandungan antioksidan yang tinggi.biji melinjo
yang bisa membuat kadar asam urat melonjak dan belakang kepala terasa berat itu
punya kandungan antioksidan yang tinggi.Meski demikian, efek antioksidan
melinjo juga bisa diperoleh dengan memakan bijinya langsung tanpa proses
isolasi yang berbelit. "Orang hanya belum tahu kalau daun melinjo punya
fungsi antioksidan.selain itu manfaat daun melinjo yang bisa mengusir radikal
bebas, pemicu kanker dan mempercepat penuaan, mungkin dia akan berubah pikiran
dan kembali menikmati gurihnya biji pahit Gnetum gnemon.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU PENELITIAN
o
Tanggal pelaksanaan : 12 agustus 2011
o
waktu : 12.00 am - selesai
o
tempat : Laboratorium SMAN1 Jetis Bantul
B. VARIABEL BPENELITIAN
·
Variabel terikat : dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
banyak gelembung dan percikan – percikan api yang ditimbulkan
·
Variabel bebas : dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah NaOH,
HCl, Suhu,garam
·
Variabel terkontrol : dalam penelitian ini variable terkontrolnya adalah
H2O2, ekstrak hati ayam, ekstrak jantung, ekstrak daun melinjo, ekstrak
melinjo, ekstrak lemak
C. ALAT DAN BAHAN
a)
ALAT
·
pisau
·
lidi
·
tabung reaksi
·
spiritus
·
cawan petri
·
mortal
b)
BAHAN
·
Hati ayam (secukupnya)
·
Hati ayam yang didinginkan (secukupnya)
·
Jantung ayam (secukupnya)
·
Lemak/gajih ayam (secukupnya)
·
Daun muda belinjo (secukupnya)
·
biji melinjo (secukupnya)
·
Larutan H2O2
·
Larutan HCL
·
Larutan NaOH
D.
CARA KERJA
Ø
Percobaan 1 (hati + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.
memotong hati kurang lebih berbentuk dadu (1x1cm)
3.
memasukan potongan hati tersebut kedalam tabung reaksi
4.
memasukan 5 tetes H2O2 dalam tabung reaksi
5.
kemudian menutup tabung reaksi menggunakan kertas
6.
membakar lidi menggunakan spiritus sampai berbentuk bara
7.
memasukan lidi yang berubah menjadi bara kedalam tabung reaksi
8.
mengamati bara api tersebut dan mencatat hasilnya
Ø
Percobaan 2 ( Hati + HCL + H2O2)
1.
siapkan alat dan bahan
2.
potong hati ayam berbentuk dadu berukuran dadu 1x1 cm
3.
masukan potongan hati ayam tersebut kedalam tabung reaksi
4.
memasukan 5 tetes HCL dan setelah itu meneteskan 5 tetes H2O2
5.
tutup bagian atas tabung reaksi menggunakan kertas
6.
mengamati adanya gelembung yang terjadi
7.
membakar lidi dengan spiritus sampai menjadi bara ujungnya
8.
masukan ujung lidi tersebut kedalam tabung reaksi
9.
amati nyala bara yang berada pada ujung lidi
10.
catat hasil pengamatan yang terjadi
Ø
Percobaan 3 (Hati + NaOH + H2O2)
1.
siapkan alat dan bahan
2.
potong hati ayam berbentuk dadu berukuran 1x1 cm
3.
masukan potongan hati ayam tersebut kedalam tabung reaksi
4.
menetesi tabung reaksi dengan NaOH dan H2O2 sebanyak 5 tetes
5.
menutup tabung reaksi dengan kertas
6.
mengamati gelembung yang terjadi
7.
membakar lidi dengan spiritus sehingga menjadi bara ujungnya
8.
memasukan ujung lidi yang berbentuk bara kedalam tabung reaksi
9.
amati nyala bara yang beada pada ujung lidi
10.
catat hasil pengamatan yang terjadi
Ø
Percobaan 4 (Hati direbus + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan
2.
memotong hati ayam berbentuk dadu dengan ukuran 1x1 cm
3.
memasukan hati ayam kedalam tabung reaksi dan menambahkan sdikit air
4.
merebus hati ayam tersebut dengan menggunakan spiritus sampai mendidih
5.
menghilangkan air rebusan pada tabung reaksi hingga kering
6.
menambahkan 5 tetes H2O2 kedalam tabung reaksi
7.
menutup tabung reaksi dengan kertas
8.
mengamati ada tidaknya gelembung pada reaksi tersebut
9.
membakar lidi dengan spiritus sampai menjadi bara
10.
memasukan lidi tersebut kedalam tabung reaksi
11.
amati nyala bara sewaktu didalam tabung reaksi
12.
catat hasil pengamatan yang terjadi
Ø
Percobaan 5 (Hati dingin + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan
2.
memotong hati ayam yang sudah didinginkan berbentuk dadu berukuran 1x1
cm
3.
memasukan potongan hati tersebut kedalam tabung reaksi
4.
meteskan H2O2 sebanyak 5 tetes lalu menutup tabung dengan kertas
5.
mengamati gelembung yang muncul atau tidak
6. membakar lidi hingga menjadi bara
(ujungnya)
7.
memasukan ujung lidi yang berbentuk bara kedalam tabung reaksi
8.
amati nyala bara yang berada pada tabung reaksi
9.
catat hasil pengamatan yang terjadi
Ø
Percobaan 6 (jantung + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan
2.
jantung ayam dipotong berbentuk dadu berukuran 1x1 cm
3.
memasukan potongan jantung ayam tersebut kedalam jantung reaksi
4.
menetesi H2O2 sebanyak 5 tetes lalu menutup tabung dengan kertas
5.
membakar lidi dengan spiritus sampai menjadi bara
6.
memasukan bara lidi tersebut kedalam tabung reaksi
7.
mengamati reaksi yang terjadi pada nyala bara didalam tabung
8.
catat pengamatan yang terjadi
Ø
Percobaan 7 ( lemak + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.
memotong lemak secukupnya kira-kira sebesar dadu berukuran 1x1 cm
3.
memasukan potongan lemak tesebut kedalam tabung reaksi
4.
menetesi lemak dengan H2O2 sebanyak 5 tetes lalu menutup tabung dengan
kertas
5.
membakar lidi dengan spiritus sampai menjadi bara pada ujungnya
6.
memasukan lidi tersebut kedalam tabung reaksi (tidak sampai menyentuh
bahan)
7.
mengamati dan mencatat hasil
Ø
Percobaan 8 (biji melinjo + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan
2.
menumbuk biji melinjo menggunakan mortal
3.
memasukan tumbukan biji melinjo tersebut kedalam tabung reaksi
4.
menetesi dengan H2O2 sebanyak 5 tetes lalu menutup tabung dengan kertas
5.
mengamati reaksi yang terjadi
6.
membakar lidi sampai menjadi bara ujungnya
7.
memasukan bara lidi tersebut kedalam tabung reaksi
8.
mengamati nyala bara didalam tabung reaksi
9.
mengamati dan mencatat hasil pengamatan
Ø
Percobaan 9 (daun muda + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan
2.
menumbuk daun muda dengan mortal sampai lembut
3.
memasukan tumbukan daun muda kedalam tabung reaksi (jangan sampai
menempel di dinding)
4.
menetesi dengan H2O2 sebanyak 5 tetes lalu menutup tabung dengan kertas
5.
mengamati reaksi yang terjadi
6.
membakar lidi dengan spiritus sampai ujungnya menjadi bara
7.
memasukan bara ujung lidi tersebut kedalam tabung reaksi
8.
mengamati nyala bara didalam tabung reaksi
9.
mengamati dan mencatat hasil pengamatan
Ø
Percobaan 10 (Hati + NaCl + H2O2)
1.
menyiapkan alat dan bahan
2.
memotong hati dengan ukuran 1x1 cm
3.
memasukan potongan hati tersebut kedalam tabung reaksi
4.
meteskan sebanyak 5 tetes lalu menutup tabung dengan kertas
5.
mengamati reaksi yang terjadi
6.
membakar ujung lidi dengan spiritus sampai berbentuk bara
7.
memasukan bara ujung lidi tersebut kedalam tabung reaksi
8.
mengamati nyala bara didalam tabung reaksi
9.
catat hasil dari pengamatan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DATA PERCOBAAN
NO PERLAKUAN GELEMBUNG NYALA/TIDAK
percobaan 1 percobaan
2 percobaan 1 percobaan 2
1 hati
+ H2O2 +++ +++ ++++ ++++
2 Hati
+ HCL + H2O2 ++ ++ - -
3 Hati
+ NaOH + H2O2 + + - -
4 Hati
direbus + H2O2 + + - -
5 Hati
dingin + H2O2 ++ ++ + +
6 jantung
+ H2O2 ++ ++ + +
7 lemak
+ H2O2 + + - -
8 biji
melinjo + H2O2 ++ ++ + +
9 daun
muda + H2O2 +++ +++ - -
10 Hati
+ garam + H2O2 ++ ++ + +
Keterangan gelombang :
·
+ : gelembung sedikit
·
++ : gelembung sedang
·
+++ : gelembung banyak
·
++++ : gelembung banyak sekali
·
- : tidak ada gelembung
Keterangan nyala/tidak (bara ujung lidi) :
·
+ : menyala
·
++ : menyala sedang
·
+++ : menyala terang
·
++++ : menyala terang sekali
·
- : tidak menyala
B. PEMBAHASAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari
protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 à 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan
percobaan. Percobaan ini dilakukan
dengan menggunakan hati ayam jantung,lemak,tumbuhan melinjo dan daun muda
melinjo (sebagaiperbandingan). Hati ayam
digunakan karena banyak mengandung enzim katalase.Kemudian semua itu dibuat
ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat
diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
·
Pada Hati + H2O2(hidrogen peroksida)
Saat hati diberi H2O2 terjadi
gelembung-gelembung udara yang banyak.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati
ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi
membara ke dalamnya, timbul nyala api.
Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).Dan
itu membuktikan bahwa di dalam hati mengandung enzim katalase.dalam percobaan
hati +H2O2 terjadi kejadian gelembung yang sangat banyak karena di dalam hati
mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun dimana hanya
dapat bekerja optimal pada ph netral. kita dapat bekerja optimal pada pH netral
·
Pada Hati +HCL+H2O2
Pada percobaan yang kedua kami menggunakan
tambahan HCL yang dimaksudkan agar keaadaan hati menjadi terlalu asam.Dan dalam
hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tidak jauh berbeda hasilnya dari percobaan
Hati+H2O2 yang berfungsi sebagai pembanding akan tetapi yang terjadi hanya ada
sedikit gelembung itu membuktikan bahwa dalam bekerja hati tidak dapat mengubah
secara sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air) dan tidak timbul nyala api itu
berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2.Dan membuktikan bahwa pada
keadaan yang terlalu asam yaitu dengan ditambahnya HCL enzim tidak dapat
bekerja secara optimal.
·
Pada Hati+NaOH+H2O2
Pada percobaan yang ketiga kali ini Hati
dengan H2O2 ditambah lagi dengan NaOH.Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk
membuat Hati dalam keadaan terlalu basa.
Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang,itu membuktikan bahwa tidak
terjadi penguraaian yang sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air) tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya
tidak terjadi nyala api. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam
kondisi yang terlalu basa.
·
Pada Hati(direbus) + H2O2
Pada percobaan yang keempat ekstrak hati
direbus terlebih dahulu kemudian setelah itu ditambah dengan H2O2 .Dan yang
terjadi gelembung muncul hanya sedikit sekali dan ketika bara api dimasukkan
kedalam tabung reaksi juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena
protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga
tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Itu membuktikan juga bahwa
dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi.karena
kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral
· Pada Hati(didinginkan)+H2O2
Pada percobaan yang kelima ini berbanding terbalik dengan percobaan
keempat sebelumnya tadi karena ekstrak hati didinginkan terlebih dahulu setelah
itu ditambah dengan H2O2 mendapatkan hasil terlihat keadaan gelembung yang
sangat sedang dan ketika dimasukkan bara api kedalamnya ternyata hanya menyala
sedikit sangat berbeda keadaannya apabia dibandingkan dengan hati saat
dididihkan.Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim katalase tidak akan bekerja
secara optimal pada suhu tinggi.karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan
bekerja pada suhu netral akan tetapi jika suhu sedikit dinggin ternyata
hasilnya juga kurang optimal yaitu hnya ada sedikit gelembung dan nyala api
yang sedikit.
·
Pada jantung + H2O2
Pada penelitian keenam ini ekstraknya
menggunakan jantung yang kemudian ditambah dengan H2O2 dan apabila dibandingkan
dengan ekstrak yang menggunakan hati + H2O2 memang sedikt berbeda yaitu terjadi
pada banyaknya gelembung kalau menggunakan jantung hanya menghasilkan gelembung
yang jumlahnya sedang kemudian jika dimasukkan bara api kedalamnya hanya muncul
sedikit api meskipun hasilnya begitu akan tetapi sudah menunjukkan didalam
jantung mengandung enzim katalase.
·
Pada Lemak + H2O2
Pada percobaaan yang ketujuh menggunakan
ekstrak lemak yang ditambah dengan H2O2
Menghasilkan pengamatan sedikitnya
gelembung yang muncul menandakan tidak sempurnanya H2O2 menguraikan menjadi
H2O(air) dan terlihat jika dimasukkan bara api kedalamnya ternyata tidak timbul
nyala api membuktikan bahwa H2O2 tidak diuraikan menjadi O2.karena tidak adanya
timbul api dan tidak sempurnanya H2O2 menguraikan menjadi H2O dan O2 maka
membuktikan bahwa didalam lemak tidak ada enzim katalase.
·
Pada biji melinjo + H2O2
Biji yang ditumbuk kemudian ditambah dengan
H2O2 ternyata hanya muncul gelembung gelembung yang keaadaanya sedang itu
membuktikan bahwa H2O2 tidak dapat menguraikan secara sempurna menjadi H2O(air)
dan ternyata ketika dimasukkan bara api kedalamnya hanya timbul sedikit api
membuktikan bahwa H2O2 tidak sempurnanya menguraikan menjadi O2.
·
Pada daunmuda melinjo + H2O2
Pada percobaan yang kesembilan menggunakan
ekstrak daun melinjo dan ketika ditambah dengan H2O2 yang terlihat gelembung
yang keadaanya banyak membuktikan bahwa H2O2 dapat menguraikan menjadi H2O(air)
dan saat dimasukkan bara api kedalamnya ternyata tidak timbul nyala api
membuktikan bahwa H2O2 tidak dapat menguraikan menjadi O2.dan karena tidak
munculnya nyala api meskipun adanya gelembung membuktikan bahwa tidak adanya
enzim katalase didalam daun muda melinjo
·
Pada Hati+garam+ H2O2
Pada percobaan yang kesepuluh ini ekstrak
hati ditambah dengan garam lalu ditambah lagi dengan H2O2 terlihat bahwa muncul
adanya gelembung akan tetapi dalam jumlah yang sedikit itu membuktikan bahwa
dalam menguraikan H2O2 kurang optimal,sedangkan ketika dimasukkan bara api
kedalamnya hanya muncul sedikit api lalu mati kembali.dari pengamatan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengaruh ph sangatlah penting dan kurang optimal
bekerja apabila pada ph yang tidak netral.
BAB V
PENUTUP
Ø
KESIMPULAN
1.
Faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase diantaranya :
·
Suhu: dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu
tinggi.karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
·
Begitu pula faktor pH. Enzim katalase akan bekerja optimal pada pH
netral.
2.
Enzim katalase berperan dalam menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O
dan O2
2H2O2 à 2H2O + O2
3.
Enzim katalase juga terdapat didalam tumbuhan itu terbukti dari
percobaan menggunakan biji melinjo akan tetapi kurang optimal dalam
menguraikannya
4.
Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati tetapi dalam
percobaan hanya jantung saja yang mengandung enzim tersebut didalam lemak tidak
ada enzim katalase
Ø
SARAN
Lebih teliti dalam mengamati gelembung dan nyala api yang muncul
DAFTAR PUSTAKA
1. Yani, Riana, dkk.2008.SMS Biologi 3A SMA
kelas XII.Bandung:Rosda
2. Syamsuri,Istamar.2004.Biologi untuk SMA
kelas XII.Malang:Erlangga
3. Aryulina,Dyah.2007.Biologi
III.Jakarta:Esis
4
.http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/laporan-enzim-katalase.html
5. buku paket ERLANGGA Biologi kelas XII
IPA
Pertanyaan :
1. Mengapa dalam percobaan ini digunakan
H2O2 sebagai substratnya ?
2. Gelembung-gelembung apakah yang timbul
sebagai akibat reaksi enzim dengan H2O2? Bagaimana mengujinya ?
3. a. Jika dalam sel terdapat H2O2, apa
yang akan terjadi terhadap sel tersebut ?
b. Untuk menghindari akibat tersebut,
bagaimana cara sel untuk menanganinya ?
c. Organel apakah yang berperan dalam hal
tersebut ?
4. Mengapa langkah kerja no.8 perlu
dilakukan ?
5. Dari hasil pengamatan tadi, apakah yang
dapat anda simpulkan tentang kerja enzim ?
Jawab:
1. Karena H2O2 merupakan hidrogen peroksia
yang berupa senyawa kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan
bersifat racun dalam tubuh. Sehingga dengan adanya enzim katalase, akan
mempercepat reaksi penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2.
2. Gelembung yang timbul merupakan hasil
penguraian H2O2 menjadi H2O, dapat diuji dengan menambahkan substrat H2O2 ke
dalam ekstrak hati ayam, akan timbul gelembung yang menandakan adanya H2O dan
saat dimasukkan lidi yang membara akan terdapat nyala api yang menandakan ada
oksigen.
3. a. Sel tersebut akan rusak, karena H2O2
merupakan larutan yang bersifat racun dalam tubuh
b. Dengan cara menggunakan enzim katalase
untuk mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2
c. Badan mikro, peroksisom
4. Sebagai tolak ukur untuk menentukan
enzim katalase terhadap H2O2, pada tabung E hanya berisi ekstrak hati ayam dan
F berisi H2O2, pada kedua tabung tidak terjadi reaksi
5. Kesimpulan :
Enzim katalase akan bereaksi jika
ditambahkan dengan H2O2 sebagai substratnya. Enzim katalase tidak dapat bekerja
atau bereaksi jika dalam kondisi pH yang terlalu asam atau yang terlalu basa
Analisis Percobaan Enzim Katalase dengan
Hati dan Jantung Ayam
Pengertian Enzim Katalase
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel
tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro
peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida
(H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses
pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila
H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat
racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase
mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung
Bentuk reaksi kimianya adalah:
2H2O2 --> 2H2O + O2
Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat
berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang
tidak berbahaya bagi tubuh.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator
adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan
indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang
dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu
yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara
optimal pada suhu kamar (±30 0C) dan suasana netral.
Hal ini dapat dilihat pada suasana asam,
basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama
sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api
tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan
lancar.
Tabel Percobaan
Enzim Katalase pada Hati Ayam
Perlakuan Gelembung Dimasukkan bara api
Ekstrak + H2O2 + + + Menyala
Ekstrak + HCl + H2O2 - Tidak menyala
Ekstrak + NaOH + H2O2 + + Tidak menyala
Ekstrak + H2O2 (mendidih) - Tidak menyala
Tabel Percobaan
Enzim Katalase pada Jantung Ayam
Perlakuan Gelembung Dimasukkan bara api
Ekstrak + H2O2 + + + Menyala
Ekstrak + HCl + H2O2 - Tidak menyala
Ekstrak + NaOH + H2O2 + + Tidak menyala
Ekstrak + H2O2 (mendidih) - Tidak menyala
Keterangan :
+ + + = banyak gelembung
+ + = gelembungnya sedang
+ = sedikit gelembung
- = tidak ada gelembung
Analisis
Pada Hati Ayam
Ekstrak ditambah
H2O2 (hidrogen peroksida)
Terjadi banyak gelembung udara yang banyak
karena enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi
H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul
nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O¬2).
Ekstrat ditambah
HCl dan H2O2
HCl berfungsi untuk membuat ekstrat dalam
keadaan terlalu asam. Penambahan H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara
ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu
asam.
Ekstrat
ditambahkan NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH berfungsi untuk membuat
ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Penambahan H2O2 ternyata terbentuk
gelembung udara yang sedang, tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak
terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja
secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
Ekstrak
dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan dan ditambah H2O2,
ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya
juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim
katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2.
Pada Jantung Ayam
Ekstrak ditambah
H2O2
Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati
ayam, tetapi terbentuknya gelembung sedikit lama.
Ekstrak ditambah
HCl an H2O2
Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati
ayam.
Ekstrak ditambah
NaOH dan H2O2
Gelembung udara yang terbentuk sedikit dan
juga tidak terbentuk nyala api. Gelembung udara yang terbentuk sedikit berbeda
dengan yang terjadi pada ekstrak hati ayam.
Ekstrak yang
dididihkan kemudian ditambah H2O2
Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati
ayam.
Kesimpulan
Kerja enzim dipengaruhi oleh derajat
keasaman (pH) dan suhu. Pada pH terlalu asam dan basa, enzim menjadi non aktif,
sehingga tidak dapat bekerja. Sedangkan pada saat dididihkan, suhu menjadi
tinggi sehingga enzim menjadi rusak (denaturasi). Hal ini menyebabkan enzim
katalse tidakdapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Penambahan asam, basa,
maupun pemanasan yang ekstrim dapat merusak enzim
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2
ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan
kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan
hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi
yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi
Anthraquinone.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak
keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi
ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira
kurang dari 1% per tahun.
Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida
adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya
menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer
kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya.
Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam
penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida
juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang
terjadi adalah sebagai berikut:
H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
dekomposisi hidrogen peroksida adalah:
1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol
dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb,
Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi
hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range
temperatur 20-100oC)
4. Permukaan container yang tidak rata
(active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti
partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi
semakin tinggi
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar
dengan panjang gelombang yang pendek
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai
zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil.
Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri
kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri
elektronika (pembuatan PCB).
Salah satu keunggulan hidrogen peroksida
dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan
karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan
kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau
soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin
tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun
ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia sudah terdapat beberapa pabrik
penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa
Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi kebutuhan di dalam
negeri masih tetap harus diimpor.
Enzim Katalase
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisme memerlukan makanan untuk
tetap dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Aktivitas makan dilakukan semua
makhluk hidup tidak memandang usia,spesies, dan jenis kelamin. Makanan yang
dikonsumsi selanjutnya akan dicerna oleh tubuh melalui beragam proses. Hasil
dari proses tersebut selanjutnya akan berguna untuk pertumbuhan maupun
aktivitas makhluk hidup.
Namun dari proses pencernaan makanan di
dalam tubuh tentunya tidak hanya menghasilkan zat/senyawa yang diperlukan
tubuh, tetapi juga dihasilkan zat-zat yang bersifat racun (toksin) bagi tubuh.
Misalnya senyawa hydrogen peroksida (H2O2) yang berbahaya bagi tubuh. Namun
berkat kekuasaan Allah SWT, tubuh manusia telah dilengkapi dengan organ hati
(hepar) yang memiliki jutaan peroksisom. Organel sel ini menghasilkan enzim
katalase yang mampu menguraikan H2O2 menjadi senyawa yang tidak berbahaya.
Bagaimanakah cara kerja dari enzim katalase ini? Apa saja yang mempengaruhi
kerjanya? Akan terjawab dalam praktikum ini.
1.2 Tujuan
mengetahui dan memahami cara kerja enzim
katalase terhadap hydrogen peroksida. Serta hal apa saja yang mempengaruhi
kerjanya.
1.3 Hipotesa
Karena enzim katalase terbentuk atas
senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri-ciri yang sama dengan
protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman
lingkungannya.
Bab II Bahan & Metode
2.1 Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi 4 buah 6. H2O2 10%
2. Rak tabung reaksi 1 buah 7. HCl 5 %
3. Pipet 3 buah 8. NaOH 5%
4. Pembakar spiritus 9. Air suling/aquades
5. Ekstrak hati 10. Lidi,korek api
2.2 Prosedur/Langkah kerja
1. Menyediakan 4 tabung reaksi berlabel
A,B,C,D.
v Mengisi tabung A ekstrak hati maksimal
2cm + aquades.
v Mengisi tabung B ekstrak hati maksimal
2cm + 5 tetes HCl 5% kemudian mengocoknya.
v Mengisi tabung C ekstrak hati maksimal
2cm + 5 tetes NaOH 5% kemudian mengocoknya.
v Mengisi tabung D ekstrak hati maksimal
2cm kemudian memanaskan pada air mendidih.
2. Menambahkan 5 tetes H2O2 10% pada tabung
A dan menutup mulut tabung A dengan ibu jari. Mengamati yang terjadi pada
campuran. Melepaskan ibu jari penutup itu dan memasukkan lidi yang membara ke
dalam tabung.
3. Menambahkan 5 tetes H2O2 10%. Mengamati
yang terjadi pada campuran. Menguji dengan lidi yang membara ke dalam tabung.
4. Menambahkan 5 tetes H2O2 ke dalam tabung
C. Mengamati yang terjadi pada campuran. Menguji dengan lidi yang membara ke
dalam tabung.
5. Menambahkan 5 tetes H2O2 10% ke dalam
tabung D. Mengamati yang terjadi pada campuran. Menguji dengan lidi yang
membara ke dalam tabung.
2.3 Rancangan Percobaan
Enzim katalase (ekstrak hati) ditempatkan
pada derajat pH dan suhu yang berbeda ketika proses penguraian H2O2
berlangsung. Hati ayam dibuat ekstrak karena bila dihancurkan (dibuat ekstrak)
maka makin luas penapang dari hati tersebut dan reaksinya jadi lebih cepat.
bila tidak dihancurkan maka reksi akan lambat karena kurangnya penyerapan oleh
dinding hati sehingga reaksi akan sulit untuk diamati.
Bab III Hasil & Pembahasan
3.1 Data Hasil Pengamatan
Faktor suhu dan keasaman ternyata
berpengaruh sangat signifikan terhadap kerja enzim katalase. Hal ini dapat
dilihat pada hasil reaksi berbagai macam keadaaan/kondisi yang memberikan hasil
berlainan antara kondisi satu dengan yang lainnya.
3.2 Pembahasan
Reaksi di atas dapat dituliskan
H2O2 ====> H2O + 1/2 O2
Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat
berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang
tidak berbahaya bagi tubuh.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator
adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan
indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang
dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu
yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara
optimal pada suhu kamar (±30 0C) dan suasana netral.
Hal ini dapat dilihat pada suasana asam,
basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama
sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api
tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan
lancar.
3.3 Pertanyaan Diskusi
1. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan
percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase?
Jawab : Karena enzim katalase dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 sehingga kita dapat mengamati kerja enzim
itu sendiri. Dengan persamaan reaksi
H2O2 katalase H2O + 1212'> O2
2. Mengapa reaksi berkurang jika ekstrak
hati + H2O2 dimasukkan HCl (asam) dan NaOH (basa)?
Jawab : karena suasana asam dan basa dapat
menghambat laju reaksi. Enzim katalase dalam hati mengalami denaturasi
(kerusakan).
3. Hasil proses apakah H2O2 yang terdapat
ditubuh?
Jawab : proses metabolism yang menghasilkan
H2O2 dalam tubuh. Seperti hasil proses pencernaan makanan dalam lambung.
4. Berilah kesimpulan dari hasil
percobaanmu!
Jawab : kerja enzim katalase dipengaruhi
oleh derajat keasaman/pH dan suhu. Jika suhu terlalu rendah ( <>40 0C),
enzim ini akan mengalami denaturasi sehingga tidak dapat dipakai kembali.
pH optimum untuk enzim ini adalah pH netral
( 6,5 - 7,5 ), sedangkan pada lingkungan yang ber-pH Asam atau Basa, enzim ini
akan mengalami denaturasi. Dengan demikian reaksi pemecahan Hidrogen peroksida
oleh enzim katalase tidak dapat berlangsung di lingkungan asam maupun basa .
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
Enzim katalase dari mamalia seperti
manusia, ataupun sapi, ayam ataupun mikroba moderat (jamur) misalnya, hanya
dapat berfungsi di antara suhu 37-40 derajat celcius. Jika suhu terlalu rendah
( <>40 0C), enzim ini akan mengalami denaturasi sehingga tidak dapat
dipakai kembali.
pH optimum untuk enzim ini adalah pH netral
( 6,5 - 7,5 ), sedangkan pada lingkungan yang ber-pH Asam atau Basa, enzim ini
akan mengalami denaturasi. Dengan demikian reaksi pemecahan Hidrogen peroksida
oleh enzim katalase tidak dapat berlangsung di lingkungan asam maupun basa .
4.2 Saran
Setelah melaksanakan praktikum, kami
menyarankan:
1. Hati ayam dibuat ekstrak untuk
mempercepat laju reaksi sehingga mudah diamati.
2. Berhati-hati dalam mencampur larutan,
karena enzim katalase akan rusak apabila tercampur dengan sedikit saja larutan
HCl atau NaOH.
3. Masukkan bara api pada lidi ke dalam
tabung reaksi. Bukan nyala api yang dimasukkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjadi, Bagod dan Laila. 2006. Biologi
Sains Dalam Kehidupan 3A. Surabaya: Yudhistira.
Syamsuri, Istamar dkk.2004. Biologi Untuk
SMA Kelas XII. Malang: Erlangga.
Pendahuluan
Protein secara universal dapat
diklasifikasikan berdasarkan kelarutan, bentuk, fungsi biologi dan stuktur
tiga-dimensinya. Berdasarkan fungsi biologisnya protein dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis, salah satunya adalan enzim. Enzim dapat tersusun dari protein
saja atau memiliki komponen lain selain protein, yaitu kofaktor. Beberapa enzim
memerlukan ion logam sebagai kofaktornya. Salah satu ion logam yang dapat
berperan sebagai kofaktor adalah Fe2+/Fe3+. Enzim yang memiliki kofaktor Fe
adalah sitokrom, peroksida, katalase dan ferodoksin.
Stuktur Katalase
Katalase adalah enzim yang mengandung empat
gugus heme, pada tulang, membran mukosa, ginjal dan hati. Aktifitas enzim
ditemukan dalam mitokondria, sitoplasma dan peroksosom.
Katalase memiliki empat rantai polypeptide,
masing-masing terdiri dari 500 lebih asam amino. Catalase juga memiliki empat
grup heme yang dibentuk dari cincin protoporphyrin yang mengandung atom besi
tunggal. Berat molekulnya: 118.054,25 gram/mol. Struktur sekunder : 31% helical
(22 helik; 161 residu) 16% beta sheet (19 strands; 82 residu).
Fungsi Katalase
Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan hasil
dari respirasi dan dibuat dalam seluruh sel hidup. H2O2 berbahaya dan harus
dibuang secepatnya. Enzim katalase diproduksi sel untuk mengkatalis H2O2.
Katalase berperan sebagai enzim peroksidasi
khusus dalam reaksi dekomposisi hydrogen peroksida menjadi oksigen dan air.
Enzi mini mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi oksigen.
Kemudian secara simultan juga dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida kedua
menjadi air.
Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa
pemberi ion hydrogen (AH2) seperti methanol, etanol dan format.
Peran katalase dalam mengkatalis H2O2
relatif lebih kecil dibandiingkan dengan kecepatan pembentukannya.
Sel-sel yang mengandung katalase dalam
jumlah sedikit sangat rentan terhadap peroksida. Oleh karena itu katalase
berperan penting dalam mekanisme pertahanan sel darah merah terhadap serangan
oksidaror hydrogen peroksida.
Akatalasia
Merupakan suatu variasi genetik dimana
terdapat kekurangan enzim katalase dalam sel-sel darah merah. Kelainan ini
bersifat otosom (tidak tergantung jenis kelamin) dan ditentukan oleh gen
resesif. Proporsi fenotipe ini dalam populasi kurang lebih 1%. Orang yang
menderita akatalasia, kalau terkena hidrogen-peroksida (suatu antiseptika) akan
mengalami hemolisis. Penyakit ini merupakan jenis kelainan metabilk. Meskipun
kekurangan aktifitas enzim katalase pada jaringan tubuh namun hanya sebagian
dari penderitanya yang menunjukkan gejala yang berulang pada gusi dan yang
berhubungan dengan struktur mulut yang mudah luka. Luka biasanya terjadi
setelah masa pubertas. Gangguan semacam ini dilaporkan paling banyak terjadi
pada masyarakat di Jepang dan Korea, dimana frekwensinya di Jepang sekitar 2
dari 100.000 penduduk.
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
— Document Transcript
1. Enzim Katalase Oleh Kelompok 3 Ketua :
Nisa El Purwatari Anggota : Cynthia Ayuningtyas Fyka Ferziandhani Guesthi Lunes
Wiken Larasati Kelas XII IA 2SMA KORPRI BEKASI 2011/2012
2. 1. Tanggal Pelaksanaan : Senin, 19
September 20112. Judul : Enzim Katalase3. Tujuan : Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi enzim katalase.4. Teori Singkat : Enzim adalah
senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Di dalam sel, enzim
diproduksioleh organel badan mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah
menguraikan H2O2 yangmerupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses
pencernaan makanan. H2O2adalah bahan kimia organik yang memiliki sifat
oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.Senyawa H2O2 harus diuraikan
menjadi H2O dan O2 dengan timbulnya gelembung.5. Alat dan Bahan : 1. 1 buah rak
tabung reaksi 2. 3 buah tabung reaksi 3. 1 buah batang pengaduk 4. 3 buah pipet
tetes 5. 3 buah lidi 6. 1 buah korek api 7. 1 buah lilin 8. 1 lembar kertas
tisu 9. 1 buah ekstrak hati ayam 10. 50 mL H2O2 30% 11. 50 mL HCl 1 M 12. 50 mL
NaOH 1 M6. Langkah kerja : 1. Siapkan ekstrak hati pada tabung reaksi I, II,
III masing-masing setinggi 1 cm 2. Tambahkan H2O2 10 tetes pada tabung reaksi
I, II, dan III 3. Tambahkan HCl 10 tetes pada tabung reaksi II kemudian
langsung sumpal atau tutup dengan tisu 4. Tambahkan NaOH 10 tetes pada tabung
reaksi III kemudian langsung sumpal atau tutup dengan tisu 5. Lihat timbulnya
gelembung 6. Buka tutup atau sumpalan tisu dan uji masing-masing tabung dengan
memasukkan bara api pada lidi 7. Amati nyala bara api pada lidi
3. 7. Data Hasil pengamatan 7.1. Foto
7.1.1.Ekstrak hati sebelum ditetesi larutan Tabung Reaksi II Tabung Reaksi III
Tabung Reaksi I 7.1.2.Ekstrak hati setelah ditetesi larutan dan nyala bara api
Tabung Reaksi II Tabung Reaksi III Tabung Reaksi I Tabung Reaksi I Tabung
Reaksi I Tabung Reaksi III Tabung Reaksi III Tabung Reaksi II Tabung Reaksi II
4. 7.2. Tabel Keterangan Tabung Gelembung
Nyala Bara Percobaan Ukuran Perubahan Reaksi Gas Api Gelembung Warna 1 cm hati
+ 10 tetes lebih gelap I √ +++ besar H2O2 dan pucat lebih muda 1 cm hati + 10
tetes II √ + besar dan H2O2 + 10 tetes HCl kehijauan 1 cm hati + 10 tetes lebih
terang, III √ ++ kecil H2O2 + 10 tetes NaOH merah bataKeterangan :++++ = banyak
sekali+++ = banyak++ = sedang+ = sedikit- = tidak ada8. Pertanyaan dan Analisa
8.1. Analisa Data 8.1.1.Tabung reaksi I Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes
H2O2, terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang banyak dan ukuran
yang besar. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di hati
mengubah H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi,
timbul nyala bara api yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa H2O2 juga diuraikan
oleh enzim katalase pada hati menjadi oksigen (O2) 8.1.2.Tabung reaksi II Saat
ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2 dan kemudian ditambahkan HCl, terbentuk
gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit namun dengan ukuran yang
besar. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di hati mengubah
H2O2 menjadi H2O namun tidak sebaik kerja enzim pada tabung reaksi I. Kemudian
saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi sedikit penguraian H2O2 menjadi O2. 8.1.3.Tabung
reaksi III Saat ekstrak hati ditetesi 10 tetes H2O2 dan kemudian ditambahkan
NaOH, terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit dan dengan
ukuran yang kecil. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di
hati mengubah sedikit
5. H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji
dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api yang sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi penguraian H2O2 menjadi O2 namun tidak sebaik kerja
enzim pada tabung reaksi I.8.2. Pertanyaan dan Jawaban 8.2.1.Pertanyaan 1.
Jelaskan proses terbentuknya H2O2 dalam tubuh! 2. Jelaskan akibatnya bila dalam
tubuh tertumpuk H2O2 sebagai hasil metabolisme! 3. Jelaskan enzim katalase di
dalam hati dan faktor yang mempengaruhinya! 8.2.2.Jawab 1. H2O2 dalam tubuh
terbentuk dari sisa metabolisme aerob yang merupakan produk sampingan yang
tidak diinginkan dan berbahaya bagi tubuh. Contohnya H2O2 dapat terbentuk dari
pemecahan asam amino dan asam lemak. Hidrogen peroksida terbentuk dari oksigen
yang mengalami reduksi dua elektron. Pada sistem biologi, hidrogen peroksida
terbentuk dari superoksida. Dua molekul superoksida dapat bereaksi membentuk
hidrogen peroksida dan oksigen 2O2- + 2H+ H2O2 + O2 H2O2 adalah senyawa yang
sangat reaktif dan dapat merusak sel. Oleh karena itu H2O2 dikumpulkan dalam
peroksisom kemudian didegradasi oleh enzim katalase menjadi hidrogen dan
oksigen. H2O2 H2O + ½ O2 2. Bila dalam tubuh tertumpuk H2O2, sel-sel dalam
tubuh terutama organ hati dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam tubuh.
Karena hidrogen peroksida dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang dapat
menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel sehingga terjadi kerusakan
sel.Apabila hati rusak, maka hati tidak dapat menghasilkan enzim yang dapat
menetralkan racun. Sehingga dapat terserang penyakit dan gangguan seperti : a.
Penyakit fibrosis ginjal progresis b. Akatalasia, yaitu terjadinya hemolisis
pada sel-sel darah merah. c. Vitiligo, yaitu penyakit kulit yang ditandai
dengan adanya makula putih yang dapat meluas di beberapa bagian tubuh. d.
Rambut beruban disebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan hidrogen peroksida.
Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu pigmen yang memberikan warna
bagi kulit dan rambut. Banyaknya senyawa hidrogen peroksida yang dihasilkan
tidak seimbang dengan produksi katalase dalam tubuh. e. Dan sebagainya.
6. 3. Enzim katalase dihasilkan oleh organ
hati dan dapat melakukan proses oksidasi terhadap bahan-bahan yang dianggap
toksik di dalam sel seperti hidrogen peroksida. Dalam kerjanya, enzim katalase
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : a. Suhu Enzim menjadi
rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau
mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). b. Derajat keasaman
(pH) Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan
yang sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. c. Konsentrasi enzim,
substrat, dan kofaktor Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan
konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan
jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan
konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang
ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi
substrat dapat menetukan laju reaksi. d. Inhibitor enzim Kerja enzim dapat
dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia
tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor
terhadap laju reaksi.9. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa enzim katalase dihasilkan di hati. Fungsi enzim katalase
adalah dapat menguraikan hidrogen perioksida (H2O2) yang merupakan senyawa
berbahaya bagi tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang bukan merupakan
senyawa yang berbahaya. Kerja enzim katalase dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah derajat keasaman (pH). Enzim katalase dapat bekerja
maksimal dalam pH netral yang dapat dibuktikan dengan reaksi gelembung gas dan
nyala bara api.10. Daftar Pustaka 10.1. Internet :
http://www.anneahira.com/enzim-katalase.htm
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/08/enzim-katalase.html
http://www.forumsains.com/artikel/mengenal-hidrogen-peroksida-h2o2/
http://digilib.unsri.ac.id/download/Selenium.pdf
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2069138-katalase-
protein-untuk-menetralkan-radikal/#ixzz1YUZgRb32
7. 10.2. Buku Paket Yudhistira : Priadi,
Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira10.3. Buku Paket Lain :
Santoso, Begot. 2007. Biologi: Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.
Bekasi: Interplus. Karmana, Orman. 2008. Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Grafindo.
8. 11. Lampiran